ini tulisan iseng...
agak-agak nyambung dikit dengan tulisanku tentang stereotype beberapa waktu lalu. cuma kali ini aku akan membahas soal anak hasil pernikahan campuran, atau biasa orang menyebutnya dengan anak indo, atau anak blasteran. kenapa disebutnya anak indo sih? padahal anak indo itu kan artinya anak indonesia ya. apa maksudnya kalau ada orang yang berwajah setengah bule disebutnya berwajah indo? aneh! siapa sih dulu yang mulai bikin panggilan salah kaprah ini? parah banget dah ngawurnya! :-D
lalu, kenapa cuma yang nikah sama kulit putih saja yang anaknya disebut berwajah indo atau blasteran? padahal pernikahan campuran itu kan bisa saja dengan yang berkulit apa saja, yang penting bukan warga negara indonesia, kan? tambah aneh saja! tapi ya sutralah, karena anggapan aneh dan ngawur tadi sudah berurat berakar seperti halnya kebiasaan korupsi di indonesia #eaaaa, jadi kita sepakat saja bahwa anak blasteran itu adalah anak hasil pernikahan campuran antara salah satu orang tua yang indonesia asli (entah ayah atau ibunya) dan satunya lagi bule kulit putih. deal ya?!...
alasanku nulis ini juga karena bakalnya si Beebee yang saat ini masih jungkir balik di dalam perutku akan masuk dalam kategori yang orang-orang sebut anak blasteran itu tadi. 'doh, kesian si Beebee belum juga melihat dunia tapi udah kena diskriminasi *puk-puk perut, sing sabar yo nakkk :-p*
satu lagi yang akan kubahas nanti adalah anggapan atau stereotype tentang anak blasteran yang sempat diselorohkan oleh salah satu teman (indonesia)-ku beberapa waktu yang lalu, dan bagiku agak-agak gimanaaa gitu. meski kupingku sudah seringkali mendengar hal senada, dan meski aku juga tahu kalau aku berada di posisinya besar kemungkinan aku juga akan mengatakan stereotype yang sama. orang indonesia gitu lhoh, meski toh akhirnya tetap ada desakan dari dalam hati untuk mencoba meluruskan anggapan salah kaprah yang sudah terlanjur diyakini oleh sebagian besar masyakarat kita ini.
anggapan yang kumaksudkan adalah bahwa punya anak blasteran itu kalau sudah besar nanti (pasti) bisa (di)jadi(kan) artis sinetron, pemain film, penyanyi atau foto-model. sering kan kita dengar hal ini? pasti semua mikirnya begitu, aku dulu juga mikirnya begitu. nikah sama bule itu perbaikan keturunan (perbaikan? berarti keturunan ras kita rusak-rusak ya mukanya, pake diperbaiki segala hahaha), dan nikah sama bule itu anaknya bisa jadi artis karena pasti berhidung mancung, berkulit putih dan berwajah indo! ya kan? ya kan? coba siapa yang ga pernah punya pemikiran seperti ini, angkat tangan :-p
memang tak bisa dipungkiri kenyataan bahwa anak hasil campuran ras bule dan (kita ambil satu contoh) ras indonesia itu secara anatomi parasnya (lebih terlihat) cantik-cantik dan ganteng-ganteng, meski tetap ada perkecualian sih. lihat saja artis-artis, penyanyi dan model indonesia papan atas, rata-rata darahnya memang campuran. banyak banget sih contohnya. yang lagi populer sekarang sih si cinta laura ya hehe. trus yang jadul-jadul ada ira wibowo dan adiknya ari wibowo, lalu si nadine putri indonesia itu, trus model tracey trinita, masih banyak lagi lah pokoknya, ga apal aku...
kalau dipikir-pikir sih mereka itu ya ga cantik atau ganteng-ganteng amat juga. bule asli di luar negeri banyak yang lebih ganteng. kan ada tuh artis sinetron bertampang indo tapi hidungnya ngikut hidung indonesia, gede dan lebar, jadi aneh kan bukannya ganteng #nomention hihihi. tapi ya memang kalau dibandingkan dengan tampang indonesia asli sih, tampang campuran memang lebih 'indah' dari segi anatomi wajah. hidung lebih mancung, kulit lebih putih bersih, warna bola mata lebih terang (ga hitam legam) dll.
padahal cantik/ganteng itu relatif kan ya. tergantung sisi pandang dari mana, dan yang memandang itu siapa. di inggris sini, karena semua orang rata-rata bule, lha malah yang berwajah asia seperti aku ini dibilang cantik dan eksotik, meski hidungku pesek, rambutku hitam legam, mataku juga hitam dan kulitku coklat sawo busuk, eh...sawo matang! sementara aku ga suka dengan warna kulitku, orang sini banyak yang iri lho dengan kulit coklat ala indonesia (aku pernah bahas di sini). lucu kan? yang pirang, kulit putih, mata biru, bule, tinggi semampai, malah dibilang pucat dan tidak cantik karena kebanyakan ya memang bertampang seperti itu, hehehe.
kembali ke anak blasteran.
karena hampir rata-rata perkawinan campuran menghasilkan anak campuran secara anatomi, dan rata-rata memang gen bule itu cenderung lebih kuat nurun ke anak, lalu pertanyaannya adalah, kenapa asumsi kita terhadap anak blasteran bisa seperti itu? kenapa hidung mancung selalu dibilang lebih indah daripada hidung pesek? kenapa kulit putih dibilang lebih indah daripada kulit sawo matang? padahal kalau standarnya dibalik, dan anak-anak itu hidup di tengah-tengah masyarakat bule, kan mereka itu jadi ga cantik/ganteng lagi yah, hehe...
mungkin itulah jawabannya...
manusia cenderung tidak puas dengan apa yang mereka miliki, dan cepat bosan dengan hal-hal sama dan terjadi berulang-ulang dalam hidupnya dan terjadi di sekitarnya. jadi orang-orang di indonesia yang tiap hari selalu melihat tampang-tampang indonesia berkeliaran di mana-mana, cepat bosan dengan muka yang berwajah itu-itu saja, begitu-begitu saja. tampang kodian istilahnya, hahaha.
lalu, ketika ada satu atau dua yang wajahnya beda dan berbalik 180 derajat dengan tampang kodian tadi, pesek jadi mancung, sawo matang jadi putih bersih, pendek jadi tinggi semampai, rambut hitam jadi pirang/kecoklatan, mata hitam jadi terang (dan kebetulan anatomi seperti ini dimiliki oleh anak-anak bule atau blasteran), maka orang-orang yang bosan ini akan menjadi tertarik dengan perbedaan tersebut. disebutlah yang beda itu cantik/ganteng. kalau dijual dan dijadikan ladang bisnis, seperti jual suara (penyanyi), jual akting (artis), jual badan (jadi model maksudnya ;-p), ya langsung laris manis tanjung kimpul, karena ketertarikan masyarakat pemirsanya ke hal-hal yang beda itu tadi :-)
kebalikannya, (kita ambil contoh) di inggris, tampang bule adalah tampang kodian! di mana-mana ya orang-orang hidungnya mancung, rambut warna-warni, bola mata warna-warni, jadi anak-anak blasteran yang hidupnya di inggris dan berhidung mancung ya jatuhnya jadi bertampang kodian juga hehehe. nah, kalau anak blasteran hasil kawin campur seperti si Beebee nanti hidup dan tumbuh di tengah-tengah masyarakat bule, ya ga cantik/ganteng juga kan, biasa saja :-)
kecuali kalau gen dari aku (asia) nurun ke Beebee, jadi kulitnya agak coklat, rambutnya hitam legam, tapi hidungnya tetep mancung, tingginya nurun bapaknya, maka orang-orang inggris akan melihat Beebee agak beda dari bule-bule yang bertampang kodian tadi. ada campuran asianya! lantas apakah orang inggris akan melihat Beebee berpotensi sebagai artis? sepertinya ga juga deh. cuma orang indonesia sih kaeknya yang beranggapan bahwa tampang blasteran itu 'laku dijual', hehehe, entah kenapa.
kalaupun akhirnya ada beberapa anak blasteran yang hidup di indonesia, menyadari 'kelebihan'-nya secara anatomi dan juga menyadari bahwa tampangnya 'laku dijual' lalu memutuskan memilih untuk berkiprah di dunia hiburan seperti nama-nama yang sudah kusebut tadi, menurutku sih sah-sah saja. itu kan cari nafkah juga namanya, dan halal. daripada milih jadi pejabat atau politisi lalu korupsi? #eaaa
tapi tetap saja, bertampang blasteran tidak pernah menutup kemungkinan bagi seseorang untuk menjadi apapun dan berkiprah di bidang apapun sesuai minat dan bakat masing-masing individu, ya toh. bisa saja si anak nantinya jadi astronot, ilmuwan, guru, atlit, dokter, pegawai bank, akuntan, pengacara, dll. ga harus jadi artis kan? apalagi kalau si anak tidak tinggal di indonesia yang mana tampang blasterannya menjadi hal yang lumrah, biasa dan kodian :-p
kalau tinggal di indonesia-pun, kalau emang suaranya kayak kaleng rombeng ya ga bisa jadi penyanyi lah ya, kesian kuping para pendengarnya #hehe. paling kalau mau dipaksain ya jadi artis lah, itu juga kalau aktingnya ga malu-maluin. biasanya sih anak-anak blasteran memang cukup pede dalam pergaulan (ya karena sudah dilihat beda dan dinilai lebih 'unggul' dari segi tampang oleh lingkungannya itu tadi, lantas akhirnya keunggulan itulah yang memiliki daya jual tinggi), yah minimal bisa jadi mc atau penyiar televisi lah ya (seperti contohnya jadi penyiar mtv gitoh ;-p).
sayangnya, kadang-kadang (atau kebanyakan) menjadi artis itu bukan kemauan si anaknya sih, tapi ortunya yang lebih mendorong (memaksa) si anak untuk masuk dunia hiburan. ya apalagi kalau ga karena alasan, cari duit gampang dan bisa hidup glamour, hehehe. bukan rahasia kalau ini mah ya... jadi kita lihat selalu saja ada artis bertampang indo yang terkesan dipaksakan meski kemampuannya terbatas, lalu kita sebut 'jual tampang doank', ya ga sih. tapi koq ya tetep laku-laku aja. lha mau gimana lagi, 250 juta penduduk indonesia kan pada haus hiburan hehehe.
anak blasteran yang terjun ke dunia hiburan yang memang berbakat tentunya juga banyak. memang ada keunikan tersendiri dengan tampang-tampang indo yang membanjiri layar televisi/dunia hiburan indonesia. karena jumlahnya yang semakin bertambah dari waktu ke waktu, pada akhirnya mereka toh harus bersaing mendapatkan order atau kontrak antar sesama artis bertampang indo lainnya, jadi dari segi kompetisi ya sah-sah saja. sayangnya kalau harus bersaing dengan artis bertampang lokal, mereka (bisa) dilihat lebih 'unggul', meskipun mungkin bakat dan kemampuan si artis lokal lebih bagus. ga adil yah? iya sih, tapi ya serba salah, karena pemirsa juga maunya lebih memilih melihat yang tampang-tampang indo sih, pegimane donk ;-p
contohnya, cinta laura yang tadinya kemampuan bahasa indonesia-nya agak belepotan dan sempat dibilang mengada-ada untuk mencari popularitas, padahal memang anak-anak yang tinggal di luar negeri selalu kesulitan ngomong indonesia. tapi rejekinya lancar kan? hehehe. aku bukan penggemar cinta laura sih, tapi salut juga sama tuh anak yang makin moncer bintang popularitasnya. udah lihat film terbarunya belum, The Philosophers, ini nih trailer-nya di youtube (aku juga blom nonton sih, belum ada di bioskop sini, jarang-jarang juga ke bioskop hehehe).
menurutku masih mending si cinta bisa bahasa indonesia meski belepotan. lha wong yang bapak-ibunya indonesia tulen tapi tinggal di luar negeri saja anak-anaknya sudah susah ngomong indonesia koq, apalagi yang salah satu ortunya orang luar, lebih susah lagi ngajarin anaknya ngomong indonesia. ga usah jauh-jauh deh, anak-anak orang jawa yang tumbuh di jakarta dengan kedua ortu masih jawa tulen dan sehari-hari di rumah ngomong jawa saja, anak-anaknya sudah ga ada yang bisa ngomong jawa, malah fasihnya betawi lu gue-lu gue. ya toh? ya toh?
jadi kesimpulannya nih:
anak bertampang indo atau blasteran itu 'cuma' terlihat cantik/ganteng jika tampang kodian di lingkungan sekitarnya berbeda 180 derajat, kalau ga begitu ya anak blasteran tampangnya termasuk kodian juga ;-p
anggapan anak blasteran itu bisa sukses di dunia hiburan atau entertainment, sepertinya cuma berlaku di indonesia dan si anak harus berdomisili dan menetap di indonesia serta (minimal) bisa berbahasa indonesia (meski belepotan ga papa, malah unik ;-p)
anak blasteran yang tinggal dan hidup di luar indonesia, biasanya hidup normal dan tidak terlihat 'beda' atau diperlakukan beda seperti anak-anak blasteran yang tinggal dan hidup di indonesia
anak blasteran yang tidak bisa berbahasa indonesia, ya ga bakal mungkin bisa 'cari nafkah' di dunia hiburan di indonesia karena akan terjadi kesulitan komunikasi, kecuali para pemirsa sinetron di seluruh indonesia ngerti bahasa asing semua (dan ini ga mungkin) hehehe
demikian bahasan iseng kali ini tentang anak blasteran.
mudah-mudahan Beebee bakatnya bukan jadi artis yah (ga ada turunan juga sih, hihi), jadi ilmuwan atau presiden/perdana menteri aja ga papa deh, amien. tapi kalaupun (terpaksa jalan hidup dan) bakatnya memang ke dunia hiburan (sapa tau ya kan?), ya langsung saja mulai karirnya di inggris - wong ya bakalnya tumbuh dan gede di sini - ga perlu lewat indonesia lagi, jadi bisa langsung go international, kayak keira knightley atau jude law gitoh! #halah
No comments:
Post a Comment