Friday, 28 June 2013

EJB - buah hatiku

inilah cerita selanjutnya...maap yah agak-agak telat postingnya, harap maklum....

apa yang terjadi setelah air ketubanku pecah jam 23.30 hari selasa 23 april 2013 yang lalu? semaleman ga bisa tidur tentu saja, menurut ngana?! ;-p

bagaimana bisa kalau setiap setengah jam sekali perut berkontraksi dan rasanya aneh sekali, hihi. seperti sudah diinstruksikan oleh bu bidan sebelumnya (baca seri catatan bumil yah), akupun segera nelpon rumah sakit bagian bersalin yang sudah mempunyai semua data-data kehamilanku selama ini, dan menjabarkan situasi yang kualami. seorang bidan yang nerima telponku dengan sabar mendengarkan penjelasanku secara kronologis, dan menyarankan hal-hal yang bisa kulakukan untuk rileks dan tidak panik :-D

karena meski air ketuban sudah pecah tapi kontraksiku masih mau-mau nggak-nggak dan cuma terjadi setiap setengah jam sekali alias masih tahap awal banget, jadi lebih baik tetap di rumah saja supaya bisa tenang, daripada berangkat ke rumah sakit tapi ga ada kemajuan nanti malah ga nyaman di sana. aku setuju. memang nunggu kontraksi lebih baik di rumah saja karena lebih santai dan suasananya tenang.

si bidan juga wanti-wanti dan berpesan agar segera nelpon kalau ada perubahan sehingga kondisiku tetap terpantau. aku juga diminta ngukur suhu badan untuk jaga-jaga kalau terjadi infeksi, yang ditandai oleh meningkatnya suhu tubuh. untungnya aku selalu sedia termometer sendiri di rumah. si bidan yang jaga malam di rumah sakit ini juga bilang, besok pagi seorang bidan akan dikirim ke rumah untuk memeriksa kondisiku dan apa yang kudu kulakukan selanjutnya. sip deh... telpon kututup dan berharap moga-moga malam ini ga jadi malam dramatis :-)

usai nelpon, karena tidurpun ga bakal bisa nyenyak, supaya sedikit rileks aku berendam air hangat di bak mandi dari jam 2-3 pagi. untungnya ga pake kembang tujuh rupa, bisa jadi lagu dangdut ntar yah, mandi kembang tengah malam, hehehe...

besok paginya, hari rabu...

seperti yang dijanjikan, pagi-pagi banget seorang bidan sudah dateng ke rumah. setelah memperkenalkan diri, bu bidan ini mulai ngecek air ketubanku yang pecah sejak tadi malam dengan melihat warna cairan yang terkumpul di pant-pad (baca: pembalut wanita) yang kupakai sejak semalam. ia lalu menelpon rumah sakit untuk konfirmasi kontraksi tahap pertama. karena menurut dia kontraksiku cukup lamban, ada kemungkinan hari ini bisa bertambah cepat yang mana aku bisa langsung cek-in ke rumah sakit, atau bisa juga sebaliknya melambat dan ada kemungkinan menghilang alias macet! #baru tau kontraksi bisa macet #hihihi

kalau tidak ada kemajuan dengan kontraksiku yang rada-rada malas ini, kata bidan besok pagi hari kamis aku dijadualkan induksi (untuk mempercepat kontraksi) di rumah sakit jam 8 pagi. kamar sudah di-booking dan tim dokter sudah siap untuk membantu proses persalinanku. ketika kutanya kenapa tidak hari ini saja jadi ga harus nunggu semaleman lagi, katanya sejak air ketuban pecah, baiknya tubuh diberikan kesempatan 2 x 24 jam untuk berkontraksi secara alami sebelum tindakan medis dilakukan. resiko infeksi bisa dipantau lewat suhu tubuh bumil, dan anggapan kalau setelah pecah janin di perut bisa kehabisan air adalah tidak benar karena air yang hilang akan segera diganti dan diproduksi lagi oleh tubuh #ooo begitu...

maka hari rabu itu setelah si bidan pulang dan aku sms kakakku di indonesia, mengabarkan kalau air ketubanku sudah pecah sejak semalam, malah dia yang panik! kenapa masih di rumah saja? kenapa belum ke rumah sakit? kesian bayinya kekeringan, nanti kenapa-kenapa!! #hehehe...

beda negara, beda pengetahuan rupanya yah....

di UK sini, air ketuban pecah tidak berarti apa-apa (ga perlu panik maksudnya!), dan tidak harus segera ke rumah sakit, meski pihak rumah sakit tetap memantau kita lewat bidan yang dikirim ke rumah, atau kita yang nelpon mereka dan mengabarkan situasi terakhir. tapi kata kakakku, di indonesia kalau air ketuban pecah duluan sebelum bumil kontraksi, katanya langsung operasi sesar lhoh!!! #wuehehehe...ini mah rumah sakitnya haus duit yah (baca juga: biaya melahirkan dan operasi sesar). padahal di sini operasi sesar itu pilihan paling akhir, dan hanya kalau situasinya darurat saja jadi sebisa mungkin tidak dilakukan atau dihindari kalau pilihan melahirkan normal dengan metode yang lain masih memungkinkan :-)

maka seharian itu aku sama suami malah bengong deh di rumah. mau ngapa-ngapain juga jadi bingung ga jelas, suami pasang out-of-office di akun-email-nya dan siaga satu, hihi. mobil juga sudah diparkir di depan pintu siap-siap kalau tiba-tiba kontraksiku nambah, eh... lha koq siangnya malah macet! bener juga kata bu bidan tadi pagi, kontraksi ternyata bisa macet juga, ga cuma lalu lintas di jakarta doank hehe. setelah aku cari tahu di internet mengenai hal ini dan jadi belajar banyak info soal kontraksi macet, akhirnya aku malah ngebantuin suami beres-beres rumah sama masang stiker dinding yang kubeli kemarin bergambar burung hantu endhut itu! kata internet, kontraksi memang bisa macet karena pada intinya tubuh belum siap, ya ga bisa diapa-apain juga sih jadi cuma bisa nunggu :-p

rabu malemnya...

setelah sesorean mogok... pelan tapi pasti aku mulai merasakan gelombang kontraksi lagi, kali ini lebih sering, setiap 15 sampai 20 menit sekali. aku coba praktekkan ilmu-ilmu ante-natal yang aku pelajari di kursus, agar hormon oksitosin yang sangat diperlukan pada tahapan ini untuk memperlancar kontraksi bisa diproduksi dengan lancar oleh tubuh. tapi tetap saja selang waktu kontraksiku tidak banyak mengalami kemajuan. kadang-kadang datang setiap 5 menit, lalu melambat lagi. malas sekali rupanya si Beebee di dalam perut, mau-mau ngga-ngga pengin lahirnya #hehehe

jam 9 malam sebelum tidur, aku nelpon rumah sakit lagi mengabarkan kondisiku. si bidan menyarankan aku untuk mencoba istirahat dan tidur sebanyak-banyaknya karena besok pagi aku perlu energi untuk persalinan yang sudah dijadwalkan. whoaaaa.... baru nyadar, besok adalah hari H ternyata saudara-saudara, hari persalinan si Beebee! maju sehari dari perkiraan jadinya... #eng ing engggg

malam itu aku tidur dan mimpi aneh! tapi lupa mimpi apa... #abaikan

kamis, 25 april 2013!

jam 8 pagi kami rencana mau berangkat ke rumah sakit. untuk memastikan semua oke, aku nelpon rumah sakit lagi sekalian nanya, boleh sarapan ga. takutnya aku sudah terlanjur makan ternyata ga boleh kan berabe, hehehe. eh, si bidan di rumah sakit malah menyarankan aku kalau bisa makan besar karena bakal butuh energi banyak hari ini. hmmm.. butuh energi banyak? sebanyak apa sih energi untuk melahirkan itu? atau jangan-jangan bakal disuruh nyangkul sawah nih, jadi curiga.... #LOL

akupun nurut, sarapan sekenyang mungkin dan akhirnya rencana berangkat jam 8 jadi molor jadi jam 8.30. ga papa sih tadi sudah bilang juga ke rumah sakit kalau emang kudu makan dulu kaeknya bakal rada telat, dan si bidan bilang 'no problem' karena mereka sekalian bisa pertukaran shift malam ke shift pagi.

selesai sarapan, kami pun langsung meluncur di kamis pagi yang cerah tapi masih rada dingin, ke rumah sakit. tas dan tetek bengek sudah dari hari-hari kemarin ada di bagasi mobil jadi ga perlu repot-repot lagi takut ada yang ketinggalan, karena semua memang sudah siap dari kapan-kapan. bayangan kalau hamil tua dan air ketuban pecah suami kudu nyetir ke rumah sakit ngebut sambil panik kayak ambulan (kalau perlu pake sirine nguing nguingggg...), ternyata salah besar dan ga jadi kenyataan saudara-saudara!

kami santai saja di mobil sementara suami nyetir pelan dengan kecepatan normal dan masih berhaha-hihi sepanjang perjalanan, karena kontraksiku macet lagi! ya jadi kayak masih hamil biasa saja, ga ada panik atau perasaan buru-buru cepat sampai rumah sakit gitu. sesampainya di rumah sakit, jarum jam hampir menunjuk ke angka 9. sampai di bangsal melahirkan, barisan bidan, suster, dokter kandungan sudah siap-siap di sana menyambutku, karena mereka sudah tahu aku akan datang jam sekian #wedeuwww berasa artis. tapi kenapa semua senyum-senyum padaku penuh misteri begitu yah... #jadi curiga

kami lalu ditunjukkan jalan ke kamar bersalin (satu pasien satu kamar donk, mirip kamar kelas 1 di indo tapi di sini gratis hehe). aku diminta tiduran dan rileks sambil dipasangi alat pemantau detak jantung si Beebee seperti yang kemarin-kemarin aku jalani untuk monitoring rutin itu. suami mulai beres-beres tas bawaan dan utak-atik remote TV nyari channel yang menarik (ada TV juga laaa..., komplit pokokna!).

No comments:

Post a Comment